Pendapatan Waskita Beton Precast Melonjak 81% di Semester I Tahun 2022

Pendapatan Waskita Beton Precast Melonjak 81% di Semester I Tahun 2022

Pendapatan Waskita Beton Precast Melonjak 81% di Semester I Tahun 2022
Ilustrasi plant produksi WSBP (dok. WSBP)

PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP) telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha sebesar 81% atau Rp744 miliar dibandingkan dengan Semester I tahun lalu.

Presiden Direktur WSBP FX Poerbayu Ratsunu menjelaskan bahwa WSBP berada di jalur yang tepat dalam proses pemulihan pascapandemi. “Kami memperkirakan bahwa permintaan pasar akan produk beton akan semakin membaik di tahun ini, sehingga akan mendorong kinerja operasinal WSBP,” jelas Poerbayu.

Pendapatan WSBP selama Semester I ditopang oleh tiga segmen bisnis utama perusahaan, yaitu beton precast, readymix, dan jasa konstruksi (instalasi precast). WSBP berhasil membukukan pendapatan terbesar dari segmen jasa konstruksi yang meningkat 352% atau Rp 261 miliar dibandingkan Semester tahun 2021. Lalu, dari segmen beton precast tumbuh sebesar 49,3% atau Rp 320 miliar periode yang sama tahun lalu dan segmen readymix meningkat 17,5% atau menyumbang pendapatan sebesar Rp 161 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2021.

Lebih lanjut, WSBP juga berhasil membukukan laba bruto sebesar Rp 104 miliar atau meningkat sekitar 12% dibandingkan capaian Semester I tahun 2021. Margin laba bruto pun terjaga pada level 14%. Poerbayu menegaskan komitmen WSBP untuk mempertahankan momentum peningkatan kinerja ini. “Kami terus menerapkan strategi penguatan pangsa pasar dan efisiensi,” jelas Poerbayu.

“Di segmen precast kami fokus mendukung projek infrastruktur sambil terus mengembangkan produk prefabrikasi untuk hunian yang memiliki potensi pasar besar,” lanjutnya.

WSBP juga memperkuat posisinya sebagai produsen beton precast yang menyediakan layanan end to end bagi pelanggan. Selain memproduksi beton pra-cetak dan readymix, WSBP juga menyediakan jasa konstruksi dan instalasi produk beton untuk pelanggan. WSBP pun telah memiliki quarry atau tambang untuk mendukung kebutuhan bahan baku produksi perusahaan.

“Dengan model bisnis yang diimplementasikan, kami dapat menciptakan value pada setiap lini usaha perusahaan untuk memastikan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan,” kata Poerbayu.

Tidak hanya itu, WSBP akan membidik projek-projek infrastruktur di IKN seperti tol, jalan raya, jembatan, gedung, dan projek lainnya. Untuk mendukung ini WSBP memiliki sumber daya yang mumpuni.

Hingga Semester I/2022, WSBP mencatatkan kenaikan perolehan nilai kontrak baru sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun 2021 atau Rp 665 miliar, sehingga total nilai kontrak dikelola sebesar Rp 3,9 triliun.

Beberapa projek besar yang diperoleh WSBP hingga Semester I tahun ini didominasi dari kontrak internal Grup Waskita sebesar 86% antara lain projek Jalan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung, Jalan Tol Cibitung-Cilincing, Jalan Tol Ciawi-Sukabumi Seksi 2, Revertment & Retaining Wall di Dermaga Benoa, dan lainnya.

Sedangkan perolehan dari pasar eksternal sebesar 14% antara lain projek Jalan Tol Semarang – Demak Paket 2, pembangunan Polder Kamal, Indonesia Line Project, Battery Cell JV Project in Indonesia Project Karawang, pembangunan SUTT 150KV Selaru Sebuku Kalimantan Selatan, projek pengendalian banjir dan rob Sungai Loji Pekalongan, dan lainnya.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.